Senin, 05 Januari 2015

Media Gambar untuk meningkatkan Kemampuan Mengarang Sederhana Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia




PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 
DI KELAS III SDN 1 BADRAIN


          OLEH ;  I Gusti Lanang Sukarta

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya prosentase ketercapaian atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang diperoleh siswa kelas III SDN 1Badrain . Dari jumlah siswa 24 orang masih sangat kurang kemampuannya dalam membuat karangan sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.Proses remedial klasikal dalam kasus ini penulis lakukan melalui kegiatan penelitian tindakan kelas. Rumusan masalah  ini adalah: “Bagaimana penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan mengarang sederhana dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas III SDN 1 Badrain  Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat,Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah:   untuk menemukan peran media gambar dalam meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam tiga siklus. Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siswa kelas III SDN I Badrain  dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berlangsung selama 3 siklus penelitian dapat disimpulkan:Mengarang sederhana dengan menggunakan media gambar ternyata cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ,Hasil belajar siswa pada siklus I adalah16 orang siswa dengan rata-rata kelas yang dicapai,pada siklus II, 20 orang dan pada siklus III,24 orang.Dengan demikian perbaikan pembelajaran 100% di nyatakan berhasil dan tuntas.“Bagaimana efektifitas penggunaan media gambar terhadap hasil belajar mengarang sederhana  pada siswa kelas III SDN 1 Badrain .

Kata kunci : Media gambar, Kemampuan menulis, Karangan sederhana

I.         PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
            Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar pendidikan disemua jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus sebagai bahasa negara di Indonesia.Sebagai bahasa nasional,bahasa Indonesia berfungsi sebagai: (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasanya, (4) alat perhubungan antar budaya atau daerah. Sedangkan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia mempunyai fungsi sebagai: (1) bahasa resmi kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di dunia pendidikan, (3) bahasa resmi di dalam komunikasi tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan pembangunan serta teknologi modern.
Untuk mewujudkan fungsi bahasa Indonesia seperti tersebut diatas, perlu diadakan pembinaan serta pengembangan bahasa Indonesia. Melalui pembinaan serta pengembangan bahasa Indonesia. Melalui pembinaan dan pengembangan, diharapkan bahasa Indonesia bisa dikuasai oleh setiap warga negara Indonesia. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia akan memberikan dampak yang positif bagi kemajuan pembangunan bangsa Indonesia secara umum dan kemajuan bidang komunikasi secara khusus.
Untuk meningkatkan mutu penggunaan bahasa Indonesia, pembelajaran dilakukan sejak dini, yakni mulai dari sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih tinggi. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dapat diketahui dari kompetensi siswa dalam hal membaca, berbicara menulis, dan mendengarkan.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan dikelas III SDN 1 Badrain , tahun pelajaran 2014/2015 dari 24 siswa, diperoleh informasi bahwa siswa kelas III belum mampu menulis karangan sederhana dengan baik. Rata-rata nilai  siswa dibawah KKM yang ditetapkan, sementara KKM yang ditetapkan di SDN 1 Badrain  adalah 70. Oleh karena itu, peneliti meminta bantuan dari teman sejawat untuk mengidentifikasi setiap kekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 
Dari hasil diskusi dengan teman sejawat, disinyalir penyebab rendahnya kemampuan mengarang siswa adalah faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen adalah siswa kurang mampu mengungkapkan ide, dan menuangkannya dalam karangan yang utuh. Sedangkan dari faktor eksteren adalah kurangnya kreatifitas guru dalam menyiapkan media sebagai alat pembelajaran yang lebih tepat serta penerapan media pembelajaran yang variatif.  Berdasarkan kenyataan itulah penulis (guru) mencoba mengadakan PTK melalui penerapan penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.


B. Rumusan Masalah
            Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah bagaimana penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan mengarang sederhana dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas III SDN 1 Badrain  pada tahun pelajaran 2014/2015?

C.  Tujuan Penelitian
          Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah:
     1. Untuk menemukan  peran  media  gambar  gambar  dalam  meningkat
  kan kemampuan menulis karangan sederhana pada mata pelajaran
 Bahasa Indonesia.
     2. Untuk     mengetahui    hasil    penggunaan    media     gambar    dapat    
         meningkatkan  kemampuan mengarang sederhana dalam  pembelajaran
,        Bahasa Indonesia di kelas III SDN 1 Badrain .
                                                                                                                        
D. Manfaat Penelitian
a.  Bagi Siswa:
1)      Tumbuhnya dorongan yang kuat pada diri siswa dalam proses    pembelajaran menulis karangan sederhana.
2)      Meningkatnya kemampuan menulis karangan sederhana.
    b.  Bagi Guru:
1)      Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan menulis dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
2)      Sebagai upaya dalam meningkatkan kerja sama antar guru-guru di sekolah atau gugus untuk memecahkan segala permasalahan dalam
dalam persoalan pembelajaran.
3)      Menambah pemahaman tentang pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Sebagai bahan masukan dalam menemukan hambatan dan kelemahan penyelenggaraan pembelajaran.

     c.   Bagi  Sekolah
1)   Tumbuhnya motivasi pengajar/guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang bermutu.
2)   Sebagai masukan untuk melaksanakan perbaikan kebijakan dalam proses belajar mengajar.
3)   Sebagai dokumen untuk pembinaan guru ke depan dalam memperbaiki proses belajar-mengajar umumnya dan pembelajaran menulis pada khususnya.

METODE

A.      Subjek Tempat dan Waktu Penelitian Pihak Yang Membantu Penelitian
1.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III SDN I Badrain  yang berjumlah 24 siswa, terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan topik mengarang sederhana dengan menggunakan media gambar.
2.      Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas di laksanakan di SDN I Badrain  Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat dengan melibatkan siswa kelas III pada semester I tahun pelajaran 2014 / 2015.
3.      Waktu Pelaksanaan Penelitian
a.       Siklus I mata pelajaran Bahasa Indonesia di laksanakan tanggal 27-
28 Oktober
b.      Siklus II pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di laksanakan tanggal
29-30 Oktober
c.       Siklus III pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di laksanakan tang
gal 31 Oktober dan tanggal 3 November
4.      Pihak Yang Membantu Penelitian
a.       Kepala sekolah SDN I Badrain
b.      Supervisor 1 yaitu Hafsah,S.Pd,M.Pd
c.       Supervisor 2 yaitu H Burhanudin,S.Pd
B.       Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
1.      Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas. Tiap siklus di laksanakan sesuai dengan RPP yang telah di buat. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan kegiatan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengamatan (observasi) dan tahap refleksi.
               Siklus I
               Langkah-langkah
a.       Tahap perencanaan
               Kegiatan yang di lakukan pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut :
1)      Menyiapkan media gambar seri
2)      Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang berorientasi media gambar seri.
3)      Membuat lembar observasi untuk mengamati kesesuaian antara proses pembelajaran dengan skenario pembelajaran.
b.      Pelaksanaan Tindakan
               Dalam pelaksanaan tindakan di lakukan pembelajaran sesuai RPP yang telah di buat, secara umum langkah-langkah proses pembelajaran yaitu :
1.      Kegiatan Awal
a)      Guru mencoba menggali pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan mengajukan pertanyaan
b)      Siswa di ajak bercerita tentang pengalaman mengesankan yang pernah di alaminya.
2.      Kegiatan Inti
a)      Guru memasangkan  gambar secara acak, siswa di minta mengurutkannya.
b)      Tanya jawab seputar gambar
c)      Guru memberikan penjelasan langkah-langkah membuat karangan
d)     Melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran.
e)      Siswa menulis pengalaman berdasarkan pengamatan media gambar yang di pajang.
f)       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
g)      Siswa membaca karangannya sendiri
                3.Kegiatan Akhir
                           a) Menyimpulkan materi yang telah diajarkan
                           b) Memberikan tindak lanjut

               c.Observasi dan Evaluasi
               Kegiatan observasi di lakukan terhadap proses dan hasil tindakan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar.
               Evaluasi di lakukan setelah akhir setiap siklus dengan menilai hasil karangan siswa.
d.Refleksi
               Refleksi di lakukan pada setiap akhir pembelajaran agar hasil yang diperoleh lebih optimal dan peneliti selalu dapat mempelajarai setiap pembelajaran secara langsung. Peneliti bersama guru mengkaji kekurangan dan hambatan yang muncul untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang terbaik dari tindakan yang telah diberikan dengan memperhatikan hasil observasi dan evaluasi. Untuk memperbaiki kelemahan yang muncul pada siklus pertama. Maka diadakan penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya.
Siklus II
               Siklus II dilaksanakan apabila hasil pada siklus I belum mampu memenuhi indicator ketercapaian yang sudah ditetapkan. Tindakan yang sama juga dilakukan pada siklus II tetapi dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya.
Siklus III
               Siklus III dilaksanakan apabila hasil pada siklus II belum mampu memenuhi indikator ketercapaian yang sudah ditetapkan. Tindakan yang sama juga dilakukan pada siklus III tetapi dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan pada siklus sebelumnya.

C.Teknik Analisa Data
1.      Analisis Hasil Belajar Siswa
           Prestasi belajar siswa dianalisis dengan analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan nilai rata-rata kelas pada tes antar siklus dengan indikator kerja.
           Analisis data yang dilakukan adalah analisis terhadap data yang diperoleh dari hasil menggambar sederhana pada siklus I,II dan siklus III. Analis dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1.      Menentukan perolehan skor siswa pada setiap aspek yang menjadi keriteria penelitian berdasarkan pedoman penskoran
2.      Menjumlahkan skor komulatif siswa
3.      Menghitung nilai akhir siswa.
          ∑ X
M =               
            N
Keterangan :
M               = Mean (nilai rata-rata)
∑X             = Total skor siswa
N                   = Jumlah siswa
    Untuk mengukur ketuntasan belajar klasikal setiap siklus digunakan rumus sebagai berikut :
                               Jumlah siswa yang mendapat nilai ≥ 70
     % ketuntasan =                                                                     X 100%
                                                 Jumlah siswa
     Hasil perhitungan nilai akhir siswa masing-masing tes kemudian dibandingkan hasil tes siklus I,II dan III. Hasil inilah yang dijadikan sebagai dasar untuk mengetahui persentase peningkatan kemampuan siswa pada materi menulis karangan sederhana siswa kelas III.

3.Analisis Aktivitas Guru
           Dalam menentukan aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar (KMB) dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas guru.
           Aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar dapat dianalisis dengan rumus sebagai berikut :
                       ∑X
Rumus : Ag =           X 100
                         Smi
Keterangan :
Ag      = Skor masing-masing deskriptor
X        = Skor rata-rata aktifitas guru
Smi    = skor maksimal ideal

4.Analisis Aktivitas Siswa
Dalam menentukan aktivitas siswa  dalam kegiatan belajar mengajar (KMB) dapat dilihat pada lembar observasi aktivitas siswa.
           Aktivitas siswa  dalam kegiatan belajar mengajar dapat dianalisis dengan rumus sebagai berikut :
                       ∑X
Rumus : As =           X 100
                         Smi
Keterangan :
As      = Skor masing-masing deskriptor aktivitas siswa
X        = Skor rata-rata aktivitas siswa
Smi    = skor maksimal ideal
2.      Indikator
a.       Keberhasilan penelitian ini dilihat dari hasil belajar ( prestasi belajar ) siswa mencapai ketentuan klasikal (KK) yaitu jika 100% siswa mendapat nilai kriteria ketntasan (KKM) ≥ 70 pada saat evaluasi tiap siklus
b.      Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila aktivitas belajar siswa minimal berkategori aktif dan mengalami peningkatan setiap siklus.
     Aktivitas mengajar guru dikatakan meningkat apabila aktivitas mengajar guru minimal berkategori baik dan mengalami peningkatan setiap siklus.


HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian media pembelajaran
Kata media secara harpiah adalah “perantara atau pengantar” pengertian media sebagai sumber        belajar adalah “manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan” ( Djamarah dan Zein, 1996 : 136 )
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting, ketidak jelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media.
Siswa SD belum mampu berfikir abstrak, masih berfikir kongkrit. Keabstrakan bahan pelajaran dapat di kongkritkan dengan kehadiran media, sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran dari pada bantuan media.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas bahan pelajaran sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

2. Fungsi Peranan Media Pengajaran          
Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar ( Djamarah, 1996:152 ), merumuskan fungsi media sebagai berikut :
a.         Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.
b.        Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi mengajar.
c.         Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dan sisi pelajaran.
d.        Penggunaan media dalam pengajaran di utamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar.
e.         Penggunaan media dalam pengajaran lebih di tuangkan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap perhatian yang di berikan guru.

3.        Kriteria Pemilihan Media Pengajaran
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai ( dalam Djamarah dan Zein, 1996:150 ), mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut :
a.         Ketepatan dengan tujuan pengajaran.
b.        Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, adanya bahan pelajaran lebih mudah di pahami siswa.
c.         Media yang di pergunakan mudah di peroleh, murah, sederhana, dan praktis penggunaannya.
d.        Tersedia waktu untuk menggunakannya sehingga media tersebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
e.         Sesuai dengan taraf berfikir siswa.

4.        Kelebihan Media Gambar
Beberapa kelebihan yang di miliki oleh media gambar menurut Sadirman dkk ( 2007:29-30 ) adalah sebagai berikut :
a.    Sifatnya kongkrit, gambar lebih realistis menunjukkan permasalahan.
b.    Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat di bawa ke objek atau peristiwa tersebut.
c.    Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan.
d.   Gambar harganya murah dan gampang di dapat serta di gunakan tanpa memerlukan peralatan khusus.

5.        Media Gambar Seri Karya Inovasi
a.    Bahan gambar : karton putih, cat air, kuas
b.    Ukuran gambar 50 x 50cm

6.      Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pengajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar berdasarkan kurikulum 2004 secara umum di kembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis ( Depdiknas, 2003:4 ). Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut harus mendapat porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya di lakukan secara terpadu. Keempat aspek keterampilan tersebut, di sekolah dasar memiliki standar kompetensi. Masing – masing standar kompetensi dasar tersebut sebagai berikut :
a.            Mendengarkan
Mampu berdaya tahan dalam berkonsentrasi, mendengarkan sampai dengan tiga puluh menit, dan mampu menyerap gagasan pokok dari berita, petunjuk, pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu, kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, pidato, pembicaraan nara sumber, dialog, serta percakapan di dengar dengan memberikan respon secara tepat berbicara (Depdiknas, 2003:3)
b.           Berbicara
Mampu mengungkapkan gagasan dan perasaan, menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, suatu proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat, benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar berseri, kegiatan sehari – hari, peristiwa, tokoh, kesulitan atau ketidak sukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib, petunjuk dan laporan, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita anak – anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak (Depdiknas, 2003:3)
c.            Membaca
Mampu membaca lancar beragam teks, dan mampu menjelaskan isinya, membaca huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib, pengumuman, kamus, serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa dongeng, cerita anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan drama anak. (Depdiknas, 2003:3)
d.           Menulis
Mampu menulis huruf, suku kata, kata, kalimat, paragraf, dengan tulisan yang rapi dan jelas, menulis karangan sederhana, berbagai petunjuk, berbagai teks, surat pribadi dan surat resmi, serta memperhatikan tujuan dan ragam pembaca serta menggunakan ejaan dan tanda baca, kosakata yang tepatdengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat majemuk, menulis berbagai formulir, pengumuman, tata tertib, berbagai laporan, buku harian, poster, iklan, teks pidato, dan sambutan, ringkasan dan rangkuman, prosa, serta puisi sederhana (Depdiknas, 2003:4)
1.           Pengertian Menulis
Menurut Sokolik, 2003 (dalam Nur Arifah Drajati, 2008) menulis adalah kombinasi antara proses dan produk. Prosesnya yaitu pada saat mengumpulkan ide-ide sehingga tercipta tulisan yang dapat terbaca oleh para pembaca yang merupakan produk dari kegiatan yang di lakukan oleh penulis.

2.           Hakikat Menulis Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya adalah pembelajaran menulis. Menurut standar kompetensi menulis di sekolah dasar adalah secara efektif dan efisiensi berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks (Depdiknas, 2003:7)
Pengajaran menulis, baik di sekolah dasar maupun di jenjang yang lebih tinggi pada hakikatnya merupakan yang aktif produktif, yaitu menghasilakan ( menghasilkan pesan ), yang hasilnya nanti berupa tulisan ( Zuchdi, 1997:62 )
Menulis karangan di kelas lima sekolah dasar, menurut kompetensi pada kurikulum 2004, di khususkan pada kemampuan siswa menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar dengan menggunakan kalimat yang makin kompleks. Dengan indikator hasil belajar sebagai berikut :
a.            Siswa mampu menangkap urutan dan maksud gambar.
Dalam hal ini siswa membuat karangan berdasarkan gambar, dengan memperhatikan penulisan kalimat, kedudukan kalimatnya ( S-P-O-K ), menyusun kalimat menjadi paragraf, kepanduan antar kalimat, kesesuaian kalimat dengan gambar, serta penggunaan ejaan dan tanda bacanya.
b.           Siswa mampu membuat kalimat sesuai maksud gambar dan menyusunnya menjadi cerita berdasarkan rangkaian gambar.
Dalam hal ini siswa membaca cerita yang ada dalam setiap gambar, mengetahui temanya, dan dapat menangkap cerita yang kembali berdasarkan gambar. Kemudian siswa menceritakan apa yang tadi berdasarkan rangkaian gambar ke dalam bentuk karangan. Siswa di harapkan dapat mengorganisasikan kata-kata, menggunakan kata yang bervariasi, serta dapat menyusunnya kedalam kalimat menjadin karangan yang utuh.
c.            Siswa menyusun rangkaian kalimat lepas menjadi kalimat yang padu sehingga menjadi karangan utuh. Setelah siswa menemukan ide berdasarkan media gambar, siswa kemudian menuangkannya ke dalam bentuk kalimat- kalimat (beberapa kalimat), yang kemudian menyusunnya ke dalam karangan secara padu. Maksudnya di sini adalah hubungan antar kalimat padu, di tandai dengan penggunaan kata sambung yang tepat, sesuai dengan maksud gambar (Depdiknas, 2003:9)
Semua bentuk latihan tersebut sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk sekolah dasar, yaitu menulis karangan berdasarkan gambar yang sudah tertuang dalam buku paket bahasa Indonesia Lancar Berbahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka.
               
3.    Fungsi Pembelajaran Menulis Pada Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Fungsi dasar pengajaran menulis dalam pengajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
a.    Dasar penguasaan materi lewat mengingat wacana dalam bentuk verbal atau tulisan
b.    Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dengan pemahaman berbagai jenis pengetahuan (misalnya dengan banyak menulis pokok-pokok pikiran dalam buku dan memahami isinya akan dapat meningkatkan pengetahuan siswa)
c.    Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
d.   Sarana penyebar luasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik (biasanya menulis dalam bentuk bahasa resmi dan baku)  untuk di gunakan dalam berbagai keperluan
e.    Sarana yang menghubungkan siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan disiplin ilmu lainnya.
Pengajaran menulis di sekolah Dasar, sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi, berfungsi sebagai dasar membentuk dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan berbagai fikiran, gagasan, pendapat dan perasaannya melalui menulis karangan dari fikiran sendiri berdasarkan media gambar (Depdiknas, 2003:10)  

4.           Tujuan Pengajaran Menulis Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Secara umum tujuan pengajaran menulis sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut :
a)        Siswa mampu mengungkapkan ide, gagasan, atau pemikiran dalam tulisan.
b)        Siswa dapat memahami materi berbagai segi, bentuk, makna dan fungsi serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan dan keadaan baik secara tersurat maupun tersirat dengan bentuk tulisan.
c)        Siswa memiliki kemampuan dalam menggunakan materi yang di ajarkan untuk meningkatkan kemampuan intelektualnya, kematangan emosional dan kematangan sosial.
d)       Siswa dapat mengingat dan memudahkan dalam mempelajari untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasannya (Depdiknas)
5.    Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pembelajaran Menulis Karangan.
Proses mengarang adalah proses menggunakan bahasa yang di tuliskan. Oleh karena itu, bahasa dalam kegiatan menulis karangan harus jelas. Kejelasan bahasa dalam kegiatan menulis karangan amat penting sehingga mudah di pahami oleh pembaca. Supaya seseorang dapat mengarang maka di perlukan kecakapan pemakaian bahasa. Sehubungan dengan ini, kecakapan pemakaian bahasa perlu di binakan kepada anak didik. Dengan demikian, siswa akan memperoleh kemampuan berbahasa tulis atau mengarang dengan tepat dan cermat.
Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam kegiatan menulis adalah sebagai berikut :
1.           Penentuan pikiran utama
Salah satu cara utama tulisan yang baik adalah kesatuan gagasan antar paragrafnya. Sebuah tulisan ( karangan ) akan menjadi jelas jika mempunyai kesatuan, yaitu semua detail yang berupa contoh, alasan ataupun fakta yang di gunakan harus tidak menyimpang dari fikiran utama.
Seperti di kemukakan oleh Mukhsin Ahmadi, pikiran utama adalah pengendali suatu karangan sehingga dengan fikiran utama di maksudkanisi paragraf dan tiap paragraf mempunyai pemikiran utama. Pikiran utama yang paling baik di letakkan pada kalimat pertama pada paragraf (Tarigan, 2009:18).
2.           Pembentukan paragraf
Agar sebuah paragraf mudah di tangkap pembaca dan jelas, maka perlulah di susun suatu paragraf. Paragraf merupakan suatu fikiran atau perasaan yang tersusun teratur berupa kalimat-kalimat dan berfungsi sebagai bagian dari satu satuan yang lebih besar, (Tarigan, 2009:19). Paragraf bias tersusun dari beberapa buah kalimat yang paling berhubungan sehingga merupakan satu kesatuan utuh untuk menyampaikan suatu maksud. Sehubungan dengan hal ini (Maliki, 1993:33) mengemukakan sebagai berikut :
“Sekalian kalimat dalam paragraf bahu membahu, bekerja sama untuk menerangkan, melukiskan, menguraikan, atau mengulas suatu hal yang menjadi pokok pembicaraan dalam paragraf itu. Jadi, kalimat-kalimat dalam paragraf itu semuanya berpusat pada suatu pokok pembicaraan atau suatu tema.”
Dengan demikian, untuk membuat suatu paragraf yang baik, kalimat-kalimat yang di susun hendaknya bertalian artinya sehingga arti atau maksud tersebut menjadi jelas. Dalam hal ini anak didik di latih menyusun paragraf secara teratur dalam bahasa tulis. Kalimat yang bertalian arti, yaitu dalam satu paragraf kalimat-kalimatnya bahu-membahu, bekerja sama untuk menerangkan sesuatu erat dan pokok pembicaraan.
3.           Penulisan kalimat
Kalimat dalam karangan harus jelas dan mudah di pahami, karena kalimat tertulis dalam beberapa hal tidak sama dengan kalimat teratur.
Kalimat yang jelas dan terang dalam bahasa percakapan (tutur), tidak selamanya jelas dan terang, juga apabila di tuliskan sebab intonasi dalam bahasa tutur untuk di terjemahkan.
Kalau kita perhatikan, dalam suatu kalimat pada suatu karangan pada dasarnya kalimat itu di susun unsur-unsur yang membentuknya. Unsur-unsur itulah yang membangun dan membentuk suatu kalimat. Unsur-unsur kalimat itu tidak lain adalah kata-kata. Kata-kata itu yang membentuk kalimat, bagian-bagian kalimat sering di sebut konsituen. Bagian-bagian dari kalimat tersebut antara lain sebagai berikut :
a.    Subyek
Subyek kalimat sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Subyek kalimat yang posisi atau letaknya kurang tepat (jelas) dalam kalimat menyebabkankekaburan makna kalimat  tersebut. Jabatan atau fungsi subyek dalam kalimat biasanya dapat di ketahui dengan jalan mengajukan pertanyaan apa, atau siapa yang di bicarakan dalam karangan (Tarigan, 2009:22-24).
b.    Predikat
Predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Ia juga sangat menentukan kejelasan makna sebuah kalimat. Ciri-ciri umum predikat terletak di belakang subjek serta berbentuk verbal atau kata kerja (Tarigan, 2009:22-24)
c.    Objek
Kehadiran objek dalam kalimat tergantung pada jenis predikat kalimat secara cirri khas objek itu sendiri. Objek pada umumnya berbentuk nomina atau kata benda, atau di belakang kata tugas “oleh” dalam kalimat pasif (Tarigan, 2009:22-24)
d.   Keterangan
Tempat jabatan keterangan dalam kalimat biasanya bebas dan cakupan semantic keterangan kuat, yaitu membatasi unsur kalimat atau seluruh kalimat. Keterangan tidak wajib hadir dalam sebuah kalimat. Bagian keterangan dalam keterangan bahasa Indonesia menyatakan banyak makna, namun yang sering di temukan dalam pemakaian bahasa sehari-hari adalah keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan tujuan, keterangan instrumental (Tarigan, 2009:22-24)
e.    Penggunaan tanda baca
Karangan slalu berupa bahasa yang tertulis. Dalam beberapa hal bahasa tertulis tidak sama dengan bahasa lisan. Banyak alat-alat seperti lagu, jeda, tinggi rendah suara, tekanan suara sulit di gambarkan dalam bahasa tulis. Untuk melengkapi kekurangan itu, maka di buatlah tanda baca menurut (Maliki 1999:52) tanda baca dapat membantu menjelaskan maksud atau atau makna kalimat. Dengan tanda baca penulis dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Oleh karena itu, makna tanda baca tidak boleh di abaikan dalam tulis-menulis.
Macam-macam tanda baca antara lain sebagai berikut :
1.    Titik
Tanda titik di pakai sebagai tanda bahkan kalimat telah selesai. Pokok tugasnya adalah sebagai pengunci kalimat.
2.    Koma
Tanda koma paling sering di gunakan dalam tulis menulis. Pokok tugasnya adalah untuk menyatakan jeda sejenak, menyekat hubungan-hubungan yang perlu di jelaskan. Pada umumnya koma di pakai untuk menyekat kata atau fase sejenis dan setara.
3.    Titik dua
Titk dua di gunakan untuk menegaskan keterangan atau penjelasan sebagai tambahan, sebagai sesuatu yang telah tersebut dalam kalimat terdahulu. Titik dua juga di gunakan untuk menyatakan perincian berbagai hal, benda yang di sebutkan berturut-turut, serta untuk menyatakan kutipan perkataan seseorang.
4.    Tanda seru dan tanda Tanya
Tanda seru pokoknya untuk mengintensifkan penuturan. Biasa di pakai untuk menyatakan perasaan yang kuat seperti perintah, melarang, heran, menarik perhatian, tak percaya dan lain sebagainya. Sedangkan tanda Tanya sudah tentu di pakai untuk menyatakan pertanyaan, baik pertanyaan sesungguhnya maupun yang bersifat menyangsikan (Maliki, 1999:60)

B. Kerangka Berfikir
            Menuurt (Azhar Arsyad, 2007:44) dalam seminar di 2009. Media, sebagai sarana yang efektif dalam menyampaikan pelajaran seperti yang di kemukakan bahwa media audio visual membuat komunikasi menjadi efektif. Media sosial yang sering di gunakan dalam menyampaikan materi pelajaran adalah gambar.
                  Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam memperjelas pengertian sesuatu. Di samping itu, penggunaan media gambar dapat menimbulkan daya tarik bagi siswa. Dengan demikian, dapat membuat siswa lebih senang belajar.
                  Media gambar merupakan salah satu alat bantu pelajaran yang dapat di gunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
                  Dengan menggunakan media gambar di harapkan akan menghasilkan pembelajaran yang bermakna, karena media gambar ini merupakan salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi, yang di ekspresikan lewat tanda dan symbol (Riyanto, 1982)

C.Hipotesis Tindakan
                  Berdasarkan teori dan kerangka berfikir sebagaimana yang telah di uraikan di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :
      “ jika media gambar di gunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan sederhana siswa kelas III  SDN 1 Badrain  Tahun Ajaran 2014 / 2015”.


A.Diskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
      Siklus 1
Kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan dari tanggal 27 Oktober sampai 28 Oktober 2014 dengan rincian kegiatan sebagai berikut :
1.      Hasil penelitian siklus 1
a.       Tahap perencanaan
      Kegiatan yang di lakukan pada tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut :
1)   Menyiapkan media gambar seri
2)   Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
3)   Menyiapkan lembar kerja siswa
4)      Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru
5)      Menyiapkan pedoman pensekoran
b.      Pelaksanaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 di lakukan pembelajaran sesuai RPP yang telah di buat,Pelaksanaan perbaikan siklus dimulai tanggal 28-29 Oktober secara umum langkah-langkah proses pembelajaran yaitu :
1)      Kegiatan Awal
-          Guru mencoba menggali pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dengan mengajukan pertanyaan
-          Siswa diajak bercerita tentang pengalaman mengesankan yang pernah dialaminya.
2)      Kegiatan inti
-          Guru memasangkan  gambar secara acak, siswa di minta mengurutkannya  
-          Tanya jawab seputar gambar
-          Guru memberikan penjelasan langkah-langkah membuat karangan
-          Melibatkan peserta didik dalam setiap kegiatan pembelajaran.
-          Siswa menulis pengalaman berdasarkan pengamatan media gambar
-          Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
-          Siswa membaca karangan
3)       Kegiatan akhir
-          Menyimpulkan materi yang telah diajarkan
-          Memberikan tindak lanjut
-          Observasi dan Evaluasi
                                    Kegiatan observasi di lakukan terhadap proses dan hasil tindakan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar.
 Evaluasi di lakukan setelah akhir setiap siklus dengan menilai hasil karangan siswa.
                                    Berdasarkan hasil observasi pada siklus 1 ini aktivitas guru dikatagorikan cukup dan aktivitas siswa cukup aktif.berikut ini akan disajikan data hasi levaluasi belajar siswa siklus 1 pada pembelajaran Bahasa Indonesia,dengan materi pokok Mengarang sederhana dengan menggunakan media gambar.
Berdasarkan data hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
Hanya 16 orang dari 24 orang siswa yang mampu mencapai ketuntasan dari ketuntasan minimal yang ditetapkan.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 66%,hal ini belum memenuhi indikator kerja atau kriteria yang telah ditentukan yaitu minimal 100% siswa yang mendapat nilai ≥70
Kegagalan ketercapaian ketuntasan  siswa disebabkan oleh:
1.   Siswa kurang pokus pada penjelasan guru
2.   Siswa masih malu menyampaikan pendapatnya.
     d.  Refleksi
Refleksi di lakukan pada setiap akhir pembelajaran agar hasil yang diperoleh lebih optimal dan peneliti selalu dapat mempelajarai setiap pembelajaran secara langsung. Peneliti bersama guru mengkaji kekurangan dan hambatan yang muncul untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah yang terbaik dari tindakan yang telah diberikan dengan memperhatikan hasil observasi dan evaluasi. Untuk memperbaiki kelemahan yang muncul pada siklus pertama. Maka diadakan penyempurnaan tindakan pada siklus berikutnya. Dengan menitik beratkan pada:
1.Guru harus lebih pokus pada peseerta didik
2.Guru harus berusaha memotivasi siswa
3.Guru harus memberikan gambaran yang jelas tentang
   menulis karangan.
2.      Hasil penelitian siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus II pada hari rabu tanggal 29 oktober 2014 diikuti oleh semua siswa kelas III dengan alokasi waktu 2x35 menit.
Perencanaan yang dilakukan pada siklus II antara lain :
·            Menyempurnakan Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP)
·            Menyiapkan lembar kerja siswa siklus II.
·            Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa
a.    Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus II ini hampir sama dengan siklus I dan berjalan sistematis sesuai dengan urutan dalam RPP yang telah dibuat tentunya dengan perbaikan-perbaikan yang telah direncanakan pada akhir siklus I.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II peneliti menekankan pada pemberian motivasi pada siswa agar lebih aktif dan berani menyampaikanpendapatnya dalam kata-kata dan kalimat sesuai  pengamatan media gambar.

c .Obsevasi dan Evaluasi
Dalam proses pembelajaran pada siklus II ini, aktivitas mengajar guru  lebih baik dari sebelumnya. Aktivitas belajar siswa sudah aktif.Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus II berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang direncanakan.Disamping itu juga dengan mengacu pada hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Dibawah ini disajikan data hasil siklus II pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III SDN 1 Badrain  Kecamatan Lingsar.
Dari hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dari 68% pada siklus I meningkat menjadi 83% pada siklus II, nilai ini menunjukkan telah memenuhi syarat ketuntasan belajar yang telah ditetapkan kurikulum yaitu minimal 100% siswa yang mendapat nilai ≥70 jadi ketuntasan belajar siklus II belum tercapai. Karena tidak tercapainya ketuntasan yang ditetapkan maka peneliti mengharapakan perbaikan dilakukan pada:
1.    Guru harus lebih pokus pada peseerta didik
2.    Guru harus membimbing siswa sewaktu mengarang.
3.    Guru harus berusaha memotivasi siswa
4.    Guru menghimbau siswa agar lebih aktif  

c.    Refleksi
Dari hasil analisis observasi aktivitas siswa dan evaluasi yang diperoleh pada siklus II, telah diperlihatkan terjadinya banyak perubahan positif. Guru membuat pembelajaran lebih aktif, efektif, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan model pembelajaran mengarang menggunakan gambar . Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada data ketuntasan pada data diatas yang mencapai ketuntasan klasikal 83% dengan KKM 70. Jadi hasil penelitian pada siklus II ini belum  memenuhi indikator keberhasilan secara keseluruhan. Sehingga dari hasil yang dilakukan dalam dua siklus ini dapat diketahui adanya peningkatan aktivitas dan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar pada materi pokok mengarang sederhana.

3.      Hasil penelitian siklus III
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus III pada hari jum’at tanggal 31 oktober 2014 diikuti oleh semua siswa kelas III dengan alokasi waktu 2x35 menit.
Perencanaan yang dilakukan pada siklus III antara lain :
·            Menyempurnakan Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP)
·            Menyiapkan lembar kerja siswa siklus III.
·            Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa

             b  Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan siklus III ini hampir sama dengan siklus II dan berjalan sistematis sesuai dengan urutan dalam RPP yang telah dibuat tentunya dengan perbaikan-perbaikan yang telah direncanakan pada akhir siklus II.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus III peneliti menekankan pada pemberian motivasi pada siswa agar lebih aktif dan berani menyampaikan pendapatnya dalam kata-kata dan kalimat sesuai  pengamatan media gambar.
c.    Obsevasi dan Evaluasi
Dalam proses pembelajaran pada siklus III ini, aktivitas mengajar guru  lebih baik dari sebelumnya. Aktivitas belajar siswa sangat baik .Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada siklus III berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang direncanakan.Disamping itu juga dengan mengacu pada hasil belajar yang dicapai siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Disimpulan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dari 83% pada siklus III meningkat menjadi 100% pada siklus III, nilai ini menunjukkan telah memenuhi syarat ketuntasan belajar yang telah ditetapkan kurikulum yaitu100% siswa yang mendapat nilai ≥70 jadi ketuntasan belajar siklus III telah tercapai.
d.   Refleksi
Dari hasil analisis observasi aktivitas siswa dan evaluasi yang diperoleh pada siklus III, telah diperlihatkan terjadinya banyak perubahan positif. Guru membuat pembelajaran lebih aktif, efektif, inovatif dan menyenangkan sesuai dengan model pembelajaran mengarang sederhana dengan menggunakan media gambar. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada data ketuntasan pada data diatas yang mencapai ketuntasan klasikal 100% dengan KKM 70. Jadi hasil penelitian pada siklus III ini telah memenuhi indikator keberhasilan secara keseluruhan. Sehingga dari hasil yang dilakukan dalam tiga siklus ini dapat diketahui adanya peningkatan aktivitas dan ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar pada materi pokok mengarang sederhana. Dengan berhasil ketuntasan belajar 100% maka hipotesis Penelitian terjawab yaitu perbaikan pembelajaran berhasil dengan sempurna.

A.       Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis evaluasi siklus I diperoleh data hasil evaluasi bahwa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 orang dan siswa yang belum tuntas sebanyak 8 orang. Ini berarti persentase ketuntasan.kelas mencapai 68%. ketuntasan belajar siswa dinyatakan tercapai jika 100%
siswa mendapatkan nilai ≥70.sesuai dengan
KKM. berdasarkan hal tersebut maka ketuntasan belajar siswa pada siklus I secara klasikal belum tercapai.
Hal ini disebabkan karena keaktifan siswa belum terlihat maksimal dalam pembelajaran, kurangnya bimbingan pada saat siswa mengerjakan LKS, proses pembelajaran kurang sesuai dengan urutan yang ada dalam RPP, dan guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dibahas.
Ketuntasan yang diharapkan pada siklus I belum tercapai karena itu perlu adanya perbaikan tindakan pada siklus II. Dengan perbaikan yang dilakukan ini dapat meningkatkan aktifitas dan ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel hasil evaluasi siklus II diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan, dari 24 siswa jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 orang dan siswa yang belum tuntas sebanyak 4 orang, secara klasikal ketuntasan belajar mencapai 83% dari KKM yang ditetapkan sebesar 70.
Ketuntasan yang diharapkan pada siklus II belum tercapai karena itu perlu adanya perbaikan tindakan pada siklus III, dengan perbaikan yang dilakukan pada siklus ini dapat meningkatkan aktifitas dan ketuntasan belajar siswa.
Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel hasil evaluasi siklus III diatas menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan. Dari 24 siswa, jumlah siswa yang tuntas 24 orang jadi ketuntasan siswa mencapai 100%.
Dari siklus I,II dan III terlihat bahwa terjadi peningkatan kemampuan mengarang melalui media gambar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan materi pokok mengarang sederhana.
Dalam penelitian ini, dengan menerapkan pembelajaran mengarang sederhana melalui penggunaan media gambar maka siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dikelas. Dan hasil evaluasi belajar siswa mengalami peningkatan karena dalam menggunakan media gambar dapat mengembangkan kemampuan kognitif, efektif dan psikomotor yang bermanfaat bagi perkembangan siswa.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa melalui penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan mengarang sederhana siswa kelas III SDN I Badrain  pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2014/2015.     

V. SIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa “Penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan mengarang sederhana pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN I Badrain  tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini didukung dengan perolehan peningkatan hasil belajar yang sangat signifikan. Dari 24 siswa, jumlah siswa yang tuntas 24 orang jadi ketuntasan siswa mencapai 100%.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran-saran yang dapat peneliti sampaikan dari hasil penelitian adalah :
1.      Bagi sekolah
Diharapkan bagi pihak sekolah agar dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumber pemikiran sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang mendukung system pembelajaran yang telah ada.
2.      Bagi guru
 Agar dapat menerapkan pembelajaran menggunakan media gambar untuk meningkatkan  kemampuan mengarang sederhana khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia,diharafkan juga menggunakan media gambar dalam pembelajaran pada materi yang lain.
3.      Bagi peneliti
Diharapkan pada penelitian berikutnya, supaya penelitian ini dapat dijadikan acuan atau masukan dalam penelitian selanjutnya guna mengungkap hal-hal yang belum terjangkau dalam penelitian ini dan mendapatkan hasil yang lebih baik.